Ide Mencontoh Olahraga Sepakbola - NATURALISASI Pecatur Asing Untuk Memajukan Catur Indonesia - Mungkinkah?

Masyarakat yang mengakses olahraga sepakbola harus diakui memang sangat luar biasa jumlahnya. Euforia ini saat Piala AFF 2010 yang baru lalu memang musti dimaklumi mengingat telah lama sekali kita tidak melihat sepakbola Indonesia berjaya walau hanya tingkat ASEAN sekalipun. Semua pihak bersatu padu jika menghadapi bangsa asing. Dari anak kecil, para ABG sampe kakek nenek, dari orang biasa, artis, pejabat, sampe presiden nonton bola dan dukung Timnas. Nasionalisme kita ternyata terbukti masih sangat baik dalam kasus ini. Meskipun di turnamen sepakbola lokal (ISL Indonesia Super Liga) alias antar klub, sepakbola kita kurang bagus namanya, gara-gara banyaknya tawuran di lapangan bola. Meskipun juga di tubuh PSSI juga masih banyak error/masalah karena pengurusnya sudah tidak dipercaya oleh masyarakat. Yang akhirnya masyarakat bikin Liga Tandingan yang LPI itu. Ketika di Piala AFF 2010 itu, meskipun Timnas kita hanya kalah 1x di Bukit Jalil dari Tim Harimau Malaya (Malaysia) tapi apesnya Indonesia tidak juara karena kalah agregat (selisih) gol dengan negara tetangga kita itu. Kalo melihat permainan mereka memang sudah lumayan sekali kemajuannya. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu penyebab kesuksesan Timnas sepakbola Indonesia kali ini adalah NATURALISASI. Masuknya 2 (dua) pesepakbola asing menjadi WNI yaitu Cristiano Gonzales (Mustofa Habibie) asal Uruguay dan Irfan Bachdim asal Belanda ke squad Timnas (meskipun Irfan diklaim tidak murni naturalisasinya) telah sangat mewarnai permainan Timnas sepakbola Indonesia kali ini. Bahkan kedua gol Timnas ketika menundukkan Filipina di semi final adalah dari kaki/kepala Gonzales. Naturalisasi menjadi semacam doping bagi Timnas sepakbola Indonesia untuk sukses. Tentu saja saya tidak akan bahas macam-macam soal bola karena ini bukan bidang saya. Bidang saya adalah catur. Cuman 1 hal yang jadi pikiran saya. Apa mungkin CATUR di Indonesia bisa lebih maju lagi jika MENATURALISASI PECATUR KUAT dari negara lain agar menjadi WNI. Karena saya lihat banyak negara yang melakukan hal ini dan terbukti membawa dampak positif terhadap catur di negara itu. Itulah diskusi dan bahasan kita kali ini.

Terus terang saya sebagai insan catur sangat iri sekali dengan sepakbola ini. Suporter bola benar-benar gila alias tidak masuk di akal. Meskipun mereka tidak bisa main bola sama sekali, dukungan mereka sebagai suporter benar-benar menggetarkan hati. Siang malam mereka antri tiket karcis berebut dengan suporter lainnya. Harga karcisnya pun boleh dibilang tidak murah. Bahkan ada yang sampai pake acara pingsan segala. Ada yang sudah dapat karcis tapi tidak bisa masuk stadion. Ironis. Sedangkan di catur, jangankan dikarcis mahal - lha wong karcis murah sekali atau bahkan digratiskan saja yang nonton cuman yang hobi-hobi catur alias ya orang-orang itu saja. Saya sangat jarang melihat orang yang tidak hobi/bisa bermain catur tapi nonton pertandingan catur sampai tuntas, paling cuman lewat doang. Tapi sangat banyak saya lihat orang tidak bisa main bola, tapi fanatiknya nggak ketulungan terhadap bola.

MENIRU KESUKSESAN adalah salah satu cara yang legal dan halal dalam MERAIH SUKSES! Benar atau Bener?

Kesuksesan Timnas sepakbola Indonesia dengan cara naturalisasi kayaknya bisa juga diterapkan di olahraga CATUR. Meskipun catur Indonesia sudah mengalami kemajuan di sana sini dibanding beberapa dekade sebelumnya (misalnya raihan juara-juara dunia yunior, munculnya pecatur-pecatur muda berkualitas caturnya seperti Susanto, sudah punya 1 GMW, dll.) tapi harus diakui Indonesia belum bisa mendominasi, meski di tingkat ASEAN sekalipun (Indonesia masih di bawah Vietnam dan Filipina). Jadi untuk MENJEBOL KEBUNTUAN ini cara naturalisasi bisa dijadikan pemikiran serius setidaknya dalam JANGKA PENDEK untuk kemajuan catur Indonesia. Apalagi Tahun 2011 ini konon telah dicanangkan oleh pemerintah (PB Percasi/KONI/Menpora) sebagai TAHUN KEBANGKITAN CATUR INDONESIA! Contoh menggunakan pecatur dari daerah/negara lain ini juga berlaku tidak hanya lintas negara. Untuk lintas provinsi nya pun telah lama dilakukan di Indonesia. Pecatur master di suatu daerah bermain untuk daerah/provinsi lain. Kesuksesan dengan cara ini telah dialami Tim JAWA TIMUR di KEJURNAS CATUR MANADO 2010 tempo hari yang sukses menjadi JUARA UMUM. Kala itu dalam penentuan GM Cerdas Barus yang bermain di bawah bendera Jawa Timur bisa meraih emas di Catur Cepat dan sekaligus menutup peluang Jawa Barat untuk menjadi juara umum. Padahal kala itu Jabar tentu juga diperkuat dengan 2 ikon catur nasional yaitu GM Susanto Megaranto dan GMW Irene Kharisma Sukandar. Andai kata di Kejurnas tersebut Jatim tidak mennggaet Pak cerdas, belum tentu Jatim bisa jadi Juara Umum.

Dengan menaturalisai pecatur dengan ELO Rating setidaknya 2650 ke atas sebanyak 2 (dua) orang saja, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan catur Indonesia. Apalagi beberapa bulan lalu, Menpora telah membuka peluang kepada SEMUA CABANG OLAHRAGA (termasuk olahraga CATUR tentunya) untuk mengambil jalan NATURALISASI mencontoh kesuksesan sepakbola. Ego individu dari para Pengurus yang ngotot dan percaya diri bahwa saat ini kita masih bisa maju dengan pesat bolah-boleh saja, tapi ya musti realistis. Meskipun jalan NATURALISASI bukan satu-satunya resep jitu untuk bikin catur Indonesia lebih MONCER. Seperti halnya sepakbola, kita kesulitan sekali untuk mendapatkan prestasi cemerlang (belum bisa gaet emas di Sea Games, Asian Games, dll.) di dunia catur Internasional. Kita lihat saja nanti, apa para pecatur kita sebagai tuan rumah masih bisa raih emas di Sea Games XXVI/2011 di Palembang-Sumatera Selatan bulan Nopember 2011 yang akan datang. Susanto dkk. di Palembang nanti jelas harus bekerja ekstra keras agar bisa mengungguli dan meredam keganasan para pecatur dari Philliphine dan terutama dari negara Vietnam.

Contoh-Contoh Naturalisasi Catur di negara lain:

GM Alexei Shirov asal Rusia -> sekarang bermain di bawah bendera Spanyol

GM Gata Kamsky asal Rusia -> sekarang bermain di bawah bendera Amerika Serikat

GM Zhang Zong & istrinya GMW Li Ruofan asal China -> sekarang bermain di bawah bendera Singapura


GM Anish Giri meskipun berdarah India tapi lahir di Rusia -> saat ini main membela negara Belanda (sekarang sedang berlangsung main di turnamen elit dunia Tata Steel 2011 di Belanda).


GM Zu Chen yang pernah juara dunia wanita asal China -> menikah dengan pecatur Grandmaster Qatar, sekarang bermain di bawah bendera Qatar


Ada lagi informasi contoh pecatur naturalisasi yang lainnya di negara lain?
Keuntungan NATURALISASI di bidang CATUR (setidaknya menurut saya pribadi):

1.Rating dan ranking Indonesia sebagai negara di mata dunia catur akan lebih baik.
Saat ini Indonesia masih berada di kisaran 60-an negara catur terkuat di dunia. Dan jelas masih kalah dari Philliphine dan Vietnam. Penentuan rangking negara setahu saya berdasarkan rating rata-rata 10 pecatur dengan ELO Rating FIDE tertinggi! Jadi jika kita menaturalisasi pecatur kuat dengan rating tinggi, bisa dipastikan ranking negara kita akan meningkat. Untuk melihat rating dan rangking Indonesia di dunia catur (berdasarkan FIDE) bisa melihatnya di alamat: http://ratings.fide.com/topfed.phtml

2.Akan memberikan semangat baru kepada pecatur lokal untuk lebih maju lagi, karena seperti halnya di sepakbola, pemain lokal akan merasa tertantang untuk 'MENANDINGI' (alias tumbuh mental TIDAK MAU KALAH) pecatur naturalisasi yang top tadi. Jelas ini akan membawa dampak kemajuan catur Indonesia.

3.Para pecatur kita akan mendapatkan ilmu-ilmu catur baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya dari pecatur top yang sudah dinaturalisasi tadi.

4.Tim catur Indonesia akan semakin kuat dan akan berpeluang meraih medali lebih banyak di event-event internasional seperti SEA Games, Asian Games atau bahkan Olimpiade.

Gimana bapak-bapak pengurus yang duduk manis di PB Percasi? Apa ide saya ini tidak masuk akal untuk direalisasikan?
Gimana wahai teman-teman? Setuju apa tidak dengan ide NATURALISASI di dunia catur Indonesia? Komen dooong!

GENS UNA SUMUS.

Related Posts:

Loading...
Comments
0 Comments