Selamat Buat DKI Jakarta Yang Juara Umum Kejurnas 2009 Palangkaraya

Saya ucapkan selamat kepada Tim Catur dari DKI Jakarta yang telah sukses menjadi JUARA UMUM di ajang paling elit di bidang olahraga catur di negeri ini yaitu KEJURNAS CATUR 2009 PALANGKARAYA tanggal 16-24 Nopember 2009. Hasil dari pertandingan bisa dikatakan adalah cerminan kesuksesan PEMBINAAN CATUR di daerah tersebut. Bagi siapa yang santai-santai dan TIDAK SERIUS saat belajar catur maka akan menghadapi KESULITAN-KESULITAN saat di pertandingan. Sebaliknya bagi mereka yang bekerja keras, belajar sangat serius akan mendapatkan banyak kemudahan di pertandingan dan ujung-ujungnya akan berbuah manis. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, begitulah kata pepatah. Siapa yang lebih keras dan lebih serius belajarnya daripada pesaing, dialah yang akan memenangkan persaingan ini. DKI menjadi juara umum setelah secara mengejutkan mendominasi hampir di semua kelompok Yunior Putri dengan total raihan 8 emas, 2 perak dan 3 perunggu. Jawa Barat yang terseok-seok dan gagal total di kelompok yunior, masih diselamatkan mukanya oleh 2 pahlawan caturnya yaitu siapa lagi kalo bukan GM Susanto Megaranto dan GMW Irene Kharisma Sukandar yang menyabet emas. Jabar akhirnya mendapatkan 2 emas, 6 perak dan 6 perunggu. Peringkat ketiga direbut Kaltim dengan 2 emas, 3 perak dan 1 perunggu. Dan di peringkat ke-4 Jawa Timur agak apes karena melorot peringkatnya (di Kejurnas 2008 Bandung peringkat ke-3) dengan hanya 2 emas dan 1 perunggu saja.

Selain diadakan Kejuaraan Catur Nasional, di Palangkaraya ini juga diadakan penataran wasit dan pelatih catur serta Munas yang diadakan oleh PB Percasi dengan peserta dari seluruh pelosok tanah air dengan rekomendasi dari Pengprovnya masing-masing. Harus diakui memang wasit catur yang bersertifikasi nasional memang terbilang sedikit jumlahnya di negeri ini, apalagi Wasit Internasional. Karena jumlah wasit ini harus cukup untuk mengakomodasi banyaknya turnamen catur yang digelar di negeri ini. Jadi bisa dikatakan kalo sedikit wasit caturnya, maka bagaimana bisa diharapkan banyak turnamen catur bermutu bisa digelar? Usaha-usaha PB Percasi untuk memperbanyak wasit ini musti kita dukung bersama untuk kemajuan catur di negeri ini. Jadi tidak hanya memperbanyak jumlah master catur saja yang digandakan.

Berdasarkan pantauan, mungkin karena letaknya yang relatif jauh dan biayanya yang jauh lebih besar daripada Kejurnas sebelumnya (di Surabaya Tahun 2007 dan di Bandung Tahun 2008), peserta di Kejurnas 2009 ini relatif tidak terlalu banyak. Tentu ini kalo dipandang dari sudut peserta dari Jawa. Tapi khan memang kebanyakan pecatur-pecatur top memang berada di pulau Jawa. Ada peserta catur yang sudah lolos (Juara 1) dan dibiayai Pengprovnya tidak berangkat karena dia masih kecil, jadi si orang tuanya tidak menegakan untuk pergi sendiri (meskipun sudah ada ofisialnya). Sedangkan yang dibayai khan atlitnya, pendamping dan orang tuanya tentu tidak bukan?

Kelompok Senior Putra mempertandingkan 13 babak dengan jumlah 241 peserta. Senior putri diikuti 32 peserta dengan 11 babak. Yunior Putra A 11 Babak dengan hanya 17 peserta. Yunior Putri A 9 Babak dengan 10 peserta (berarti setengah kompetisi). Yunior Putri/Putra B-G dengan 9 babak juga (silakan lihat jumlah peserta di server chess-results). Di Kejurnas Catur 2009 ini sebenarnya akan mulai diadopsi aturan FIDE terbaru yang dikenal dengan Zero Start (seperti yang ada dalam Edaran Kejurnas yang dikirimkan ke Pengprov-Pengprov) yang mana pecatur harus hadir di tempat duduk pertandingan saat pengumuman pertandingan dimulai oleh Pimpinan pertandingan, jika tidak maka pecatur yang tidak hadir ini langsung dinyatakan kalah WO. Tetapi karena satu dan lain hal akhirnya gak jadi diterapkan dan diberi tenggang waktu 30 menit untuk WO.

Oke, sekarang kita pelototi hasil pairing Swiss Manager yang sudah diupload oleh para wasit pairing komputer di Kejurnas 2009 di server Chess-Results. Mungkin akan ada cerita menarik di sana. Bagaimana para pejuang-pejuang catur ini mati-matian untuk memenangkan persaingan. Jatuh bangun, duka nestapa, tangisan sedih dan bahagia bercampur di arena pertandingan paling akbar di negeri ini. Para ofisial dan orang tua serta para pelatih menanti dan menonton anaknya dan anak didiknya bertarung sengit pada kalangan di Gedung Tambun Bungai di Palangkaraya dengan panas dingin menanti dengan harap-harap cemas. Kalah apa menang anak saya ya? Bisa nggak dia menang di pecatur X, bisa tidak ya anak saya ini menahan laju si master Y, dan seterusnya. Dan inilah cerita itu...

KELOMPOK SENIOR PUTRA

Yang paling puas bertanding caturnya tentu Kelompok paling bergengsi ini yaitu SENIOR PUTRA. Dengan jumlah peserta 241 pecatur dan dimainkan 13 babak, sungguh sangat 'mengenyangkan' bagi para pecatur yang mengikutinya. Bagaimana tidak? Di kelompok ini bercokol para master dan dedengkot catur paling top di negeri ini. Misalnya ada GM Susanto Megaranto, GM Ardiansyah, MI Tira Chandra, MI Denny Juswanto, MI Nasib Ginting, MI Dede Liu dan puluhan pecatur sangat tangguh lainnya. Bagi mereka yang ingin mengukur tebalnya kulit dan kuatnya otot catur, silakan terjun di arena ini, dan rasakanlah pukulan-pukulannya yang sangat-sangat keras.

Aroma persaingan sengit sudah dimulai di ronde-ronde awal. Bahkan Susanto sudah ditahan remis di babak ke-3 oleh pecatur Kalimantan Barat Efan Effendi, di babak ke-5 dari MF Syarif Mahmud (DKI). Santo menang 8x remis 5x (point 10.5) tanpa terkalahkan sekalipun dan unggulan pertama GM Susanto Megaranto beberapa kali kesulitan meraih poin dari lawan-lawannya.meraih juara 1 alias medali emas. Di babak terakhir dia menggulung MI Tirta Chandra Purnama (DKI). Sebenarnya ada 2 pecatur yang bernilai sama dengan Santo yaitu MI Nasib Ginting (Kaltim) dan Budiman HS (Sulsel) hanya Susanto menang nilai Tie-Break yaitu Solkoffnya yang menang.

Kejutan paling awal dialami oleh peraih medali perak (MI Nasib Ginting) ketika di babak ke-3, jago catur gaek dari bagian timur Kalimantan ini dipecundangi pecatur Jawa Timur MN Samu Prasetyo (ini master teman gue). Kekalahan Pak Nasib ini merupakan kekalahan satu-satunya. Karena setelah ini Pak Nasib bangkit dan mulai membantai lawan-lawanya hingga dia meraih medali perak.

Yang tampil hebat dan mengesankan di babak-babak awal adalah pecatur wakil dari Sumatera Utara MN Pitra Andika dengan 6 babak 6 poin (ini termasuk dia menggasak peraih perunggu MN Budiman HS di babak 5). ck... ck... ck... sebelum ditahan remis oleh GM Ardiansyah di babak ke-7. Dan mungkin karena kelelahan atau apa, di babak-babak berikutnya si Pitra mungkin saja mulai kehabisan 'bensin' karena harapannya untuk juara dihancurkan oleh para pecatur Jabar yaitu MN Tumpak Sinurat di babak 8 dan MF Anjas Novita di babak 10 dan MN Deni Sonjaya di babak 11. Mungkin pengapesan MN Pitra ini memang oleh pecatur Jabar ya...

Yang bermain sangat baik sekali di Kejurnas Catur untuk level Master Nasional selain Pitra Andika siapa lagi kalo bukan MN Budiman HS (Sulawei Selatan). Budiman bermain sangat baik hingga dia sukses menyabet medali perunggu. Meraih perunggu di kelompok Senior Putra tentu sangat-sangat sulit sekali. Dengan semangat 45, Budiman menggasak lawan-lawannya (termasuk puncaknya di babak terakhir menggulung salah satu andalan Jabar MF Anjas Novita), hanya kalah dari MN Pitra Andika di babak 5 dan GM Susanto Megaranto di babak 8, dan remis dari pecatur kuat MI Ivan Situru.

Pecatur Jabar MN Ricky Rismanto juga bermain tidak kalah bagusnya. Hanya karena kurang beruntung saja Ricky tidak bisa raih medali dan harus puas di peringkat ke-4. Ricky termasuk pecatur bermesin Honda, yang awalnya lambat nilanya, tapi di akhir-akhir bermain cemerlang dengan menyikat 4 babak yang tersisa.

Pecatur Jabar MF Anjas Novita sebenarnya bermain baik juga. Hanya karena apes saja, dia gak bisa rebut medali. Pecatur yang terkenal dengan gaya menyerang dan komplikasi ini, perjuangannya naik turun mulai dari ronde awal tengah sampai endingnya dan apesnya dia kalah di babak terakhir dari peraih perunggu si Budiman. Anjas hanya nangkring di peringkat ke-5.

Pecatur Jatim M Iqro Musa Poetra berhasil duduk di rangking ke-6 setelah mengantongi poin 9.5 dengan Solkof 105.5 (kalah Solkoff dari Anjas yang 107.5). Sedang non master yang bermain baik di ajang ini adalah para pecatur dari Sulawesi yaitu Agus Salim (Sulawesi Tenggara), Ruslan Lamba (Sulawesi Selatan) dengan 9 poin, Hendra Supriadi (Kalbar), Edyson (NTB) dan Safari (Kalbar) dengan poin 8.5. Mereka-mereka ini mungkin bisa mendapatkan norma Master Nasional/Percasi.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Senior Putra bisa dilongok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27215.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000
KELOMPOK SENIOR PUTRI

Meskipun pesertanya cuman 32 orang, cerita di kelompok ini juga lumayan seru. Awal kehebohan terjadi di babak 5 ketika unggulan pertama dari Jabar GMW Irene Kharisma Sukandar tersandung dan kalah dari Baiq Vina Lestari (pecatur wakil Riau). Hanya karena memang saingannya memang jauh levelnya di bawah Irene, satu per satu lawannya diganyang tanpa ampun. Irene mengantongi poin 9.5 dari 11 babak dengan hanya kalah 1x dari remis 1x (dari WCM Evie Lindiawati (DKI)) untuk merebut medali emas.

Peringkat dua (Perak) diduduki Baiq Via Lestari (Riau) yang bermain sangat baik sekali dengan 8.5 poin (termasuk menggebuk andalan DKI WCM Evie Lindiawati). Peraih perunggu adalah WCM Evie Lindiawati yang sudah bermain ngotot tapi harus puas dengan medali ini. Pecatur senior wanita lain yang cukup mendapatkan perhatian adalah pecatur Bali MN Kadek Iin Wijayanti. Kadek hanya kalah dari Irene saja, mengantongi poin 8, kalah Solkoff dari Evie. Pecatur Jatim MN Linda Handojo, meskipun sudah bermain sangat keras untuk meraih prestasi terbaik akhirnya harus puas di peringkat ke-5.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Senior Putri bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27231.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK YUNIOR PUTRA A

Pada kelompok ini terbukti bahwa para pecatur yang memang sudah mempunyai 'jam terbang' baik itu 'BERLATIH' maupun 'BERTANDING' yang tinggi yang cenderung akan memenangkan persaingan. Pecatur wakil kepulauan Riau, tapi sebelumnya malang melintang di Jawa sejak masih kecil, MF Kaisar Jenius Hakiki akhirnya menjuarai kelompok ini setelah menggilas para kompetitornya dengan 10 poin hasil 9 menang dan 2 remis. Yang sedih adalah unggulan pertama yang gagal merebut emas, yaitu MF Farid Firmansyah (Jabar) yang hanya selisih setengah angka saja dari Kaisar. Farid harus puas dengan medali perak dengan 9.5 poin. Farid secara mengejutkan terpeleset dan kalah dari Gunanto Limbang (Kaltim) di babak 9.

Yang apes kali ini adalah unggulan ketiga dari Jawa Timur, MN Achmad Basofi. Pecatur kalem ini, rupanya kesulitan bersaing dengan Kaisar dan Farid. Basofi kalah beruntun pada babak 6, 7, dan 8 dari Kaisar, Farid dan rekannya Agus Sugiyanto. Yah... kamu kurang beruntung kali ini Basofi.

Yang bermain bagus dan bikin kejutan adalah pecatur Jatim Agus Sugiyanto. Pecatur asal Lamongan-Jatim ini, sukses meraih medali perunggu setelah bermain keras dan bergaya menyerang. Terbukti dari 11 babak yang dimainkan, tidak satupun partainya berakhir remis. Hidup atau mati, begitu mungkin semboyan pemuda Agus ini. Memang kalo saya lihat gaya bermain pecatur binaan Pak KOHYONG (Supriadi Gondokusumo) pemiliki Wingko Babad Lamongan ini, memang bergaya menyerang.

Pecatur yang kurang terkenal dari Bali Gede Sinarbawa juga bermain baik dan nangkring di peringkat ke-4. Gede hanya kalah dari pecatur peraih medali saja. Dari sini, pembinaan catur yang baik mulai merata dan tidak dimonopoli hanya oleh salah satu daerah saja.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putra A bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27231.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK YUNIOR PUTRA B

Sayang sekali pecatur unggulan pertama dari Jatim MN Moch Ervan gagal menjalankan tugasnya merebut medali emas di kelompok ini. Pecatur kurus andalan Kabupaten Probolinggo ini akhirnya hanya duduk manis di peringkat ke-4. Ervan digasak di babak 3 oleh CM Rezon Yanuar (DKI) dan Sugeng Prasetya (Jateng) di babak 8. Gak tau ya... Mungkin dia kalah opening kali ya...

Jawa Timur masih bisa tersenyum, meskipun jagoannya gagal, masih ada jawara lainnya pendamping Ervan yaitu Galang Rambu Anarki, yang meskipun habis kecelakaan, tapi otaknya masih cemerlang, terbukti dia merebut emas di kelompok ini dengan 7.5 poin. Meskipun Galang kalah dari Ervan di Babak 7 (mungkin si Galang kalag perbawa oleh Ervan ya...).

Sebaliknya jago catur dari DKI yang digadang-gadang meraih emas yaitu CM Rezon Yanuar, gagal total juga dan Rezon cuma puas dengan perunggu saja. Sebenarnya si Rezon ini saya tahu adalah pecatur bagus, tapi mungkin karena mainnya terlalu hati-hati dan gaya permainannya yang kurang berisiko (meskipun mainnya sangat solid), maka sulit mencari kemenangan, meskipun sulit juga mengalahkan anak ini. Jadinya partainya kebanyakan remisnya.

Yang kurang diduga tentu adalah pecatur Jateng Sugeng Prasetya yang terbilang sukses meraih perak. Dia yang unggulan ke-7 bermain sangat baik dan hanya kalah dari peraih emas si Galang. Pecatur unggulan yang bermain jelek misalnya adalah MF Rian Kapriaga (wakil Bangka Belitung) yang cuma nangkring di peringkat 15 dengan 4.5 poin.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putra B bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27233.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK YUNIOR PUTRA C

Di kelompok ini, pecatur unggulan berhasil menjalankan tugasnya dengan sangat baik. MN Masruri Rahman, sang juara dunia sukses meraih emas dengan poin 7.5 dengan 3 remis tanpa kalah dari 9 babak. Masruri menang solkoff dari peraih perak pecatur andalan Jabar Muhamad Satibi yang juga punya poin 7.5.

Pecatur Banten Julius Solihin bermain baik dengan meraih perunggu. Medali ini merupakan satu-satunya medali yang didapat oleh Banten.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putra C bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27249.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK YUNIOR PUTRA D

Pecatur Jatim dari suku Madura, Erly Chandra Kurniawan sukses besar dengan meraih emas. Erly yang merupakan pemegang medali emas O2SN beberapa waktu lalu, bermain sangat baik dengan 3 remis tanpa kalah alias poin 7.5. Erly mengungguli peraih perak pecatur wakil Jateng Anugerah Setyo Pambudi yang mengantongi poin 7.

Unggulan pertama asal Jabar Gelar Sagara gagal total di kelompok ini. Gelar cuman punya poin 6.5 dan berada di peringkat ke-6. Rupanya para pecatur dari DKI dan Jabar kurang bisa berkutik di kelompok ini. Wakil Jabar Benhart Pasaribu harus puas dengan perunggu.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putra D bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27236.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK YUNIOR PUTRA E

Persaingan di kelompok ini cukup sengit. Banyak pecatur bagus di sini. Pecatur DKI unggulan pertama Sean Wishand bermain sangat jenius dan perkasa dan berhasil menjalankan tugasnya merebut medali emas dengan raihan 8.5 angka dari 9 babak (cuma remis 1x thok). Sean unggul mutlak dari teman sekaligus pesaing terdekatnya (DKI) peraih perak Kurniawan Dwi Saputra yang hanya kumpulkan poin 7 (selisih 1.5 angka).

Pecatur unggulan ke-2 dari Kaltim Musa Kadzim harus sedih karena gagal merebut medali. Musa hanya ada di rangking ke-8 dengan mengantongi 5.5 point. Anak ini babak belur dihajar pecatur DKI Sean dan Dwi serta Ahmad Rifai (Kalteng).

Pecatur yang apes kali ini adalah unggulan ke-3 Ranu Dirjo Dwiadi (peraih emas di Kejurnas 2008 Bandung). Pecatur Jatim yang digadang-gadang merebut emas ini harus mengakui keunggulan lawan-lawannya. Ranu hanya punya nilai 5.5 dan hanya nagkring di peringkat ke-7. Yang mengejutkan adalah pecatur Jateng M. Lutfi Ali, pecatur belum ber-merk yang sukses raih perunggu. Rupanya Jateng sukses membina pecatur-pecatur yunior putranya ya.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putra E bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27237.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK YUNIOR PUTRA F

Pecatur Lampung unggulan ketiga Ikhsan Siregar berhasil meraih emas setelah mengantongi 7.5 poin dengan 6 menang dan 3 remis. Sedangkan unggulan pertama M. Guzwan Azis yang pada awalnya selalu memimpin akhirnya harus puas dengan perak setelah cuma kumpulkan nilai 7. Guzwan kalah di babak ke-8 dari Sang juara Ikhsan.

Pecatur Jabar unggulan ke-5, Arif Abdul Azis berhasil rebut perunggu setelah mengantongi 6.5 dan menang solkoff dari 3 pecatur lainnya yang punya nilai sama 6.5. Pecatur Jatim, murid SCUAR (Sekolah Catur Uun Ayu Razak) Surabaya ALVARO GEBRIN setelah berjuang ekstra keras, akhirnya harus puas di peringkat ke-4.

Sedangkan pecatur andalan DKI, Novendra Trihasmoro yang murid SCUA hanya mendapat rangking ke-5 setelah hanya punya poin 6.5 kalah Solkof dari Arif. Novendra kalah dari Arif dan Guzwan.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putra F bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27238.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK YUNIOR PUTRA G

Pecatur DKI mendominasi kelompok putra dengan usia termuda ini. Pecatur cilik Tromphin Sitorus, sukses meraih emas dengan raihan 7 poin hasil 7x menang 2x kalah. Pecatur DKI lainnya CONSTANTINUS LEONARDO meraih perak dengan 6.5 poin menang Solkoff dari Alberto Silaen dari Tri Sakti Bintang (Jatim). Unggulan kedua Alberto Silaen dari Jabar, mendapat perunggu setelah punya nilai 6.5 kalah Solkof dari Constantinus.

Yang apes tentu pecatur Jatim Tri Sakti Bintang (asal Banyuwangi) yang kalah Solkoff dari pesaingnya. Jatim memang apes kali ini, karena para pecaturnya banyak yang 'nyaris' raih medali (meski cuman perunggu) alias di peringkat ke-4 seperti Tri Sakti ini. Pecatur kecil mungil berbakat Jatim (asal Sidoarjo) lainnya DZITHTHAULY RAMADHAN (panggilannya DITO), hanya duduk di peringkat ke-5 di bawah peringkat ke-4 Galih Pradya.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putria G bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27235.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK YUNIOR PUTRI A

Di antara semua kelompok, kelompok inilah yang paling sedikit pesertanya, hanya 10 pecatur saja pesertanya. Dan untuk Yunior Putri A ini pake sistem setengah kompetisi alias saling bertemu 1x.

Akhirnya setelah main 9x, emas diraih MFW Dewi A.A Citra yang merupakan unggulan pertama wakil dari Kaltim dengan 8.5 dari 9 babak selisih 2 angka dari runner-up. Perak direbut pecatur Jabar Ajeng Nuraida dengan 6.5 angka, dan perunggu diraih pecatur Jabar lainnya MN Regisa Hauna nilai 6.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putri A bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27239.aspx?art=5&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK YUNIOR PUTRI B

Rupanya para pecatur The Dream Girl dari SCUA memang merajai Kejurnas Catur 2009 Palangkaraya ini. Menurut informasi mereka merebut 7 (tujuh) medali emas di ajang ini. Dan salah satunya adalah di kelompok ini yaitu MN Chelsie Monica Sihite (Kaltim) dengan 8.5 angka dari 9 babak. Untuk melihat siapa saja para siswa Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) yang menggondol emas di Kejurnas 2009 bisa mengakses postingan blog dari Bpk. Kristianus Liem di alamat : http://potretcatur.blogspot.com/2009/11/dream-girls-indonesia-dominasi-kejurnas.html.

Perak direbut pecatur Banten, Nita Nurmala yang punya poin 7 menang solkof atas peraih perunggu Bulan Indah Firmantry (Jabar).

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putri B bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27240.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK YUNIOR PUTRI C

Kembali anggota The Dream Girl raih emas. Pecatur wanita muda berbakat wakil DKI MFW Medina Warda Aulia sukses merebut emas dengan 8 angka dari 9 babak. Unggul atas peraih perak dari Kaltim, Yuliana Santosa dengan 7 poin.

Peraih perunggu adalah Eshteria Liana (Jabar) dengan 6.5 poin. Pecatur Jatim Meriatul Qibtiyah yang diharapkan bisa mendulang medali, gagal terkena angka apes 4, alias berada di rangking 4 dengan 6 angka.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putri C bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27234.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK YUNIOR PUTRI D

Lagi-lagi mereka yang juara. Virda Rizky Aulia (DKI) sukses merebut emas setelah kantongi 7 poin dan menang Solkoff atas peringkat kedua (perak) Dinda Ayu Swastika (Jabar) dan Via Lastiningtyas wakil Lampung (perunggu) yang ketiga kumpulkan nilai 7 hanya beda Solkoff saja. Rupanya Virda peraih emas ini pemain dengan gaya keras, terbukti tak pernah remis (7x menang 2x kalah).

Pecatur Jatim, Desy Nur Fitria yang juga diharap raih medali, gagal total dan cuma duduk manis di rangking 7 saja. Fitri kalah dari Nadya Anggraini (Kaltim) dan Lintang Wulandari (DIY).

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putri D bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27241.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000
KELOMPOK YUNIOR PUTRI E

Pecatur DKI kembali berjaya di yunior wanita. Kali ini CM Anastasia Patricks yang sebelumnya memang diprediksi bisa dulang emas, akhirnya ramalan menjadi kenyataan dengan raihan 7 angka hasil 5x menang 4x remis 0x kalah dari 9 babak. Menurut pengamatan dan perkiraan saya, pecatur wanita ini akan sukses di masa depan.

Pecatur Jabar, Julia Pasaribu sukses merebut perak dengan 6.5 angka. Julia menang Solkoff atas peraih perunggu Fransisca Fortunata (DKI) yang juga punya poin 6.5.

Sedangkan pecatur Jatim yang digadang-gadang raih medali, MPW Aay Aisyah Anisah akhirnya kena angka apes yaitu 4, alias duduk di peringkat ke-4 setelah tidak bisa bersaing dengan musuh-musuhnya. Aay ditundukkan Julia (peraih perak) di babak terakhir. Jika menang Aay yang rebut perak.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putri E bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27242.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK YUNIOR PUTRI F

Sekali lagi DKI unggul di sektor yunior wanita. Para pecaturnya memang punya jam terbang tinggi, baik bertanding di dalam maupun luar negeri. Di kelompok F putri yunior ini, Nyimas Sonya Nafa (DKI) sukses meraih emas dengan 8 poin, meskipun dia kalah dari unggulan pertama MPW Dita Karenza (Kaltim).

Pertarungan di kelompok ini sangat seru dengan saling gebuk di papan atas. Akhirnya MPW Dita Karenza harus puas dengan raihan medali perunggu dengan 6.5 poin menang Solkoff atas andalan Jabar lainnya Vania Vindy Chandra. Dita harus mengakui keunggulan peraih perak Dewi Fortuna Solina (Jabar) yang dapatkan poin 7.5.

Para pecatur Jatim rupanya tidak bisa berbuat banyak dan harus belajar lebih keras lagi untuk mengejar para pesaingnya dari DKI, Jabar dann Kaltim ini. MPW Ameliasih yang meraih emas di Kejurnas 2008 Bandung, tidak mampu bersaing dan terlempar jauh setelah 10 besar.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putri F bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27244.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK YUNIOR PUTRI G

Kejutan terbesar terjadi di kelompok G yunior putri. Pecatur DKI Vanessa Eliene yang semula kurang begitu diunggulkan, sukses besar meraih emas setelah mengalahkan lawan-lawannya dengan raihan 7.5 poin, meskipun Vanessa kalah dari Nyimas Sheita (adik Nyimas Sonya).

Perak direbut pecatur Kaltim Muslimah dengan 6 angka yang menang Solkoff atas Nyimas Sheita Prima yang menggaet perunggu yang juga dapat poin 6.

Unggulan pertama Metali Widya (Jateng) hancur dan hanya duduk di peringkat 13 dengan 4 poin saja. Wakil Jatim juga tidak bisa berbuat banyak di kelompok ini.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putri G bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27243.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

KELOMPOK VERETAN

Kelompok Veteran dengan 31 peserta tidak kalah ramainya dengan kelompok lainnya. Setelah baku hantam dan pukul terjadi antar master-master gaek, akhirnya pecatur dari Papua, Jhoni A. Tene menjuarai dengan poin 7.5 poin dari 9 babak.

Pecatur Marihot Marbun dari Riau, MNV yang memang bermain baik sekali, sukses di peringkat ke-2 dengan 7 poin yang menang solkof dari peringkat ke-3 GM Herman Suradiradja yang juga punya poin 7.

Tabel Silang Kejurnas Catur 2009 Kelompok Yunior Putra E bisa ditengok di alamat:
http://chess-results.com/tnr27282.aspx?art=4&lan=1&m=-1&wi=1000

Perolehan medali dan ringkasan peringkat per Kelompok (yang sudah ada label Provinsinya) bisa diakses di situs Percasi Jatim di alamat:
http://www.percasijatim.com/index.php?categoryid=23

Wah sudah keriting tangan saya rasanya, ngetik postingan yang puaaanjangg ini... Tapi demi memberikan informasi yang menarik dan up to date bagi pembaca blog, gak papa lah...

Demikian cerita suka duka di Kejurnas Catur 2009 ini, semoga bisa diambil hikmah untuk kemajuan catur kita sendiri khususnya dan kemajuan catur di Indonesia pada umumnya...

Selamat bertemu lagi di Kejurnas Catur 2010 di ... (Sulawesi Utara?)...

GENS UNA SUMUS.

Related Posts:

Jejak Langkah Karir Para Pecatur

Tak bisa dipungkiri, olahraga otak yang kita gemari bersama yaitu catur semakin marak di negeri ini. Saat ini telah banyak bermunculan yunior-yunior catur yang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini mungkin disebabkan karena semakin banyak para muda yang mulai menekuni catur, lebih banyak daripada masa-masa sebelumnya. Juga semakin banyak sekolah-sekolah catur yang didirikan baik yang nirlaba atau yang profesional/bisnis. Kesadaran orang tua bahwa catur itu 'menguntungkan' juga turut andil dalam kemajuan catur di tanah air. Kemajuan teknologi informasi/komputer tak pelak juga mempercepat ABG-ABG ini menuju level catur yang tinggi dengan sangat cepat. Sebagai contoh, di luar negeri telah banyak terbit Grandmaster-Grandmaster muda usia yang jauh lebih banyak dan lebih muda daripada era-era terdahulu. Yang paling menjadi perhatian dunia saat ini adalah pecatur muda yang sangat berbakat GM Magnus Carlsen (usianya belum genap 20 tahun), yang secara gemilang menjuarai turnamen catur sangat elit di dunia, yaitu 2nd Pearl Spring yang digelar di negara tirai bambu, di kota Nanjing China dan mampu menembus rating di atas angka keramat 2800 per 1 Nopember 2009.

Sekedar info, di dunia ini hanya ada 4 manusia saja yang elo ratingnya pernah berada di atas 2800, yaitu GM Garry Kasparov, GM Veselin Topalov, GM Viswanathan Anand, dan GM Vladimir Kramnik. Para pengamat ada yang memprediksi Carlsen akan bisa menjadi No.1 di dunia di masa mendatang. Apalagi Carlsen sekarang telah mulai dilatih Kasparov. Saya pikir menarik sekali membahas jalan cerita dan jejak para pecatur ini yang karenanya memotivasi saya mempostingnya dalam kesempatan ini. Kita ulas bagaimana para pecatur ini timbul dari kecil sampai menjadi Grandmaster.

Di Asia juga bertebaran para bintang muda catur mulai dari China dengan Bu Xiangzhi, Ni Hua dan Wang Hao. Di India muncul pecatur belia macam Parimarjan Negi. Di Asia Tenggara sekara juga dikuasai pecatur muda, misalnya GM So Wesley (Philliphine), dan GM Le Quang Liem (Vietnam) dan lain-lainnya.

Di tanah air kita pun tak ketinggalan juga telah bermunculan bibit-bibit catur yang 'berpotensi' menjadi pecatur besar. Seperti yang telah kita ketahui bersama kita telah memiliki pecatur-pecatur belia yang sukses misalnya GM Susanto Megaranto dan GMW Irene Kharisma Sukandar, meski keduanya gagal lolos di Piala Dunia 2009 di Kanty-Mansysk Rusia. 2 Jawara catur muda ini dibayangi anggota 'The Dream Team' seperti MI Taufik Halay, MI Farid Firmansyah, dkk. Dan 'The Dream Girl' seperti MFW Dewi AA. Citra, WCM Medina Warda Aulia, WCM Chelsie Monica, dan teman2nya.

Saat ini di Indonesia saya lihat catur selain diajarkan di klub-klub dan sekolah catur, juga telah diajarkan sebagai ekstra kurikuler di sekolah-sekolah umum. Catur saat ini telah banyak dipelajari oleh anak-anak mulai usia yang sangat belia di bawah 8 tahun. Semakin dini anak belajar catur, tentu sangat baik sekali bagi masa depan 'karir' si anak di catur. Kesadaran orang tua akan pentingnya belajar catur untuk meningkatkan kinerja otak si anak (tidak melulu harus juara), juga semakin memperbanyak anak-anak yang menekuni catur.

Pada mulanya, mungkin si kecil belajar dari melihat-lihat kakak-kakaknya atau orang tuanya bermain kayu-kayuan yang digerak-gerakkan dengan tangan. Atau mungkin juga melihat dekat rumah ada warung/gardu catur yang setiap hari dipenuhi dengan orang-orang yang bermain catur. Tak sedikit pula si anak ini memang 'sengaja' diajari oleh kakak atau orang tuanya untuk bermain-main dengan catur. Bahkan ada pula yang langsung dimasukkan ke Sekolah Catur atau private catur.

Anak-anak ini ada yang tidak tertarik atau cuek sama sekali dengan catur. Tapi menurut pengamatan saya, lebih banyak yang tertarik dan mau bermain dengan kayu/plastik kecil yang berbentuk orang-orangan ini jika berada di lingkungan catur, hanya kadang si ibu ada yang tidak setuju, sehingga minat catur anak 'dihentikan'. Buat apa belajar catur? nanti sekolahnya tambah bodoh, begitu bagi yang tidak tahu. Tapi ada beberapa di antara mereka yang mencengangkan karena kecerdasannya dan bakatnya yang sangat luar biasa pada catur. Alkisah di kota Baku-Rusia (sekarang masuk dalam pecahan dari Rusia yaitu negara Azerbaijan), ada anak laki-laki kecil berusia sekitar 5 tahun yang kala itu mencengangkan orang tuanya karena mampu memecahkan problem catur 3 langkah mat, yang sulit, padahal si ayah dan orang-orang dewasa di daerah tak mampu menyelesaikannya. Kemudian melihat bakat yang hebat ini, si ayah memasukkan si kecil di sekolah catur Botwinnik. Para pembaca mungkin bisa menebak siapa si anak laki-laki kecil ini. Ya, dia ini adalah Gary Kasparov, Grandmaster catur Rusia, mantan juara dunia catur yang dianggap merupakan salah satu pecatur terbesar sepanjang masa!

Setelah belajar main catur, baik yang hanya asal/awam maupun yang serius (masuk klub, diajari ayahnya yang pecatur, dikursus private oleh master, atau belajar di sekolah catur), anak-anak ini ada yang menonjol bakatnya dan mulai mampu mengalahkan kakak-kakaknya. Meski juga tidak sedikit dari si anak ini yang lambat kemajuan caturnya karena terbukti memang tidak berbakat, tidak mempunyai kemauan yang kuat (misal belajar catur karena didorong oleh ambisi orang tuanya), atau memang karena tidak belajar catur 'dengan benar'. Sejatinya si anak-anak yang tidak berbakat catur ini, tidak perlu berhenti catur. Karena catur bisa dijadikan sebagai 'alat' untuk mencerdaskan otak si anak. Ujung-ujungnya bisa MENAIKKAN NILAI/RANGKING DI SEKOLAH.

Kemudian mereka yang berbakat ini mulai ikut pertandingan catur, baik itu home turnamen, lawan sebayanya, atau bahkan sudah diikutkan ke Kejuaraan resmi seperti Kejurda/Kejurprov. Saat ini catur untuk anak-anak telah mempunyai banyak 'saluran' agar si anak ini bisa berkembang caturnya. Pertama, ada Kejurda/Kejurprov yang biasanya dikelompokkan sesuai usianya (Di bawah 8 tahun/yunior G, 8-10 tahun/yunior F, dan seterusnya) yang mana nanti kalo menang akan mewakili provinsinya di Kejurnas. Di Kejurnas ini, si anak bahkan berkesempatan meraih gelar master langsung (MP/MPW untuk yunior B-G dan runner-up yunior A dan MN/MNW untuk yang juara di yunior A). Yang menang Kejurnas, seringkali diberi kesempatan oleh Percasi untuk mengikuti turnamen ke luar negeri untuk menguji dan meningkatkan prestasinya (untuk yang senior bahkan bisa ikut Olimpiade).

Saluran kedua adalah POR SENI (Pekan Olahraga dan Seni), yang biasanya diperuntukkan untuk anak-anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar. Saluran ketiga adalah PorProv (Pekan Olahraga Provinsi), yang mana mempertandingkan anak-anak usia di bawah 20 tahun. Yang menang PorProv bisa diikutkan PON (Pekan Olahraga Nasional) sesuai kebijakan Pengprov masing-masing. Yang menang PON bisa diikutkan ke Kejuaraan Dunia Antar Sekolah, Kejuaraan Kelompok Umur Asia, dan lain-lainnya. BONUS Medali Emas di PON saya lihat biasanya LUMAYAN BESAR!

Saluran ketiga adalah O2SN yang biasanya juga hanya untuk anak-anak yunior saja. Yang menang tingkat daerah/provinsi akan diikutkan O2SN tingkat Nasional. Dan jika menang di O2SN, bisa dikirim ke kejuaraan catur internasional kelompok umur di luar negeri, yang memang rutin diadakan setiap tahun, dan lain-lain. Menurut pengamatan saya, saat ini DIKNAS sudah ikut terlibat dalam turnamen-turnamen catur untuk anak-anak yunior ini. Sehingga sertifikat hasil menang di turnamen-turnamen ini, bisa 'dijual' ke sekolah-sekolah yang lebih tinggi karena ada 'thok/cap' dari DIKNAS.

Bagi anak-anak yang berprestasi caturnya, saya lihat penghargaannya 'lumayan menggiurkan'. Di samping kebanggaan sebagai orang tua, kebanggaan sekolah, kebanggaan daerah, kebanggan negara, ada yang bisa diterima di sekolah yang lebih tinggi 'tanpa tes'. Ada yang mendapatkan bonus-bonus hadiah, sampai beasiswa bagi anak-anak yang orangtuanya tidak mampu, bahkan saya lihat sendiri ada yang sampai dijadikan anak asuh segala. Bisa berkesempatan 'Jalan-jalan' ke kota-kota lain di Indonesia, bahkan dunia tanpa biaya dan lain-lainnya. Oleh karena itulah, bagi pembaca yang anaknya belajar catur (apalagi yang berbakat dan berminat besar), SERIUSLAH mendukung anak anda agar bisa BELAJAR CATUR dengan TOTAL, agar anak anda bisa berprestasi. Untuk memenangkan persaingan, biasanya dibutuhkan KERJA KERAS, KEMAUAN KUAT, DUKUNGAN EKSTRA dari orang-orang terdekat, METODE BELAJAR CATUR YANG EFEKTIF, PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI/KOMPUTER, dan KESEMPATAN SPARRING yang memadai dengan kuantitas dan kualitas lawan yang baik. Jelas-jelas 'imbalan' ini (misalnya Bea Siswa) akan sangat membantu orang tua si anak didik dari segi KEUANGAN.

Setelah memasuki kelompok usia SENIOR (di atas 20 tahun), selain tempur di ajang KEJURNAS si pecatur yang belum berhasil meraih gelar di Kejurnas, bisa memburu gelarnya ini di Turnamen Catur BERKATEGORI yang telah mendapatkan ijin dari PB Percasi. Untuk yang bukan Kejurnas ini, gelar tidak bisa diperoleh langsung (biasanya harus mendapatkan beberapa norma master lebih dulu - 1x turnamen kalo nilainya memenuhi syarat dapat 1 norma master), dan harus memenuhi ketentuan dari PB Percasi baik untuk mencapai jumlah partai yang dimainkan maupun jumlah nilai yang berhasil diraih. Turnamen semacam ini bisa diikuti baik di turnamen-turnamen di daerah seperti misalnya Walikota/Bupati Cup (yang berkategori Percasi), maupun turnamen besar yang rutin diadakan seperti Japfa Chess Festival, Telkom Open, Lampung Open, dan lain-lainnya.

Di antara pecatur-pecatur ini ada yang mandeg atau mengalami stagnasi karena berbagai sebab. Misalnya karena sudah jarang berlatih/sparring atau mengikuti turnamen, misal karena sibuk kerja. Bisa juga karena sudah puas diri dan merasa sudah tinggi levelnya sehingga malas belajar. Atau yang saya amati PALING BANYAK adalah TIDAK TAHU BAGAIMANA CARANYA MENINGKATKAN DIRI/LEVELnya. Kekurangan sparring manusia yang kuat, juga bisa menjadi gara-garanya. MOTIVASI yang menurun karena merasa 'KURANG MENDAPATKAN APA-APA' dari catur bisa menjadi sebab pula, sehingga merasa frustasi. ADA LAGI yang PENYEBAB LAINNYA?

Bagi yang mau NGOTOT belajar terus dan total berusaha terbukti mampu meningkatkan levelnya umumnya tidak sulit mendapatkan gelar MP/MPW/MN/MNW. Setelah sukses meraih gelar master tingkat nasional, seyogyanya berusaha meraih gelar yang lebih tinggi berlevel internasional (MF/MI/GM) dan menaikkan ratingnya. Kalo ikut turnamen internasional akan dapat rating ELO FIDE (internasional). Sedangkan kalo ikut di turnamen nasional berkategori Percasi yang dihitung Rating Nasional atau yang sering disebut DRN. Untuk meraih gelar MF bisa ikut ke Kejuaraan Catur di beberapa negara Asia Tenggara seperti misalnya Kuala Lumpur Open, Dato Tan Malaysia Open, Singapore Open, Philliphine Open, dan lain-lainnya. Tentu tidak mudah mendapatkan gelar MF/MI ini di sini, mengingat pesertanya biasanya banyak pecatur topnya, yang bahkan bergelar Grandmaster. Setelah pecatur meraih gelar MF, barulah di senior ini mulai merasakan jerih payahnya. Pecatur yang sukses meraih gelar MF dengan cara ini, misalnya MF Khairul Anam (asal Kab.Probolinggo-Jawa Timur). Selain itu gelar internasional juga bisa dicapai di ajang turnamen catur resmi internasional seperti Olimpiade Catur.

Sampai di sini, jika kita merasa bosan cari uang dari catur, menurut pengalaman saya, pecatur berprestasi akan MUDAH MENDAPATKAN KERJA (misalnya diangkat menjadi pegawai negeri sipil). Banyak saya lihat teman-teman catur saya yang mendapatkan KERJA LAYAK gara-gara pinter catur. Selain itu koneksi ke para pejabat dan bos-bos juga lebih gampang. Dan diharapkan bisa lebih cepat mendapatkan pekerjaan tetap.

Untuk turnamen kategori Percasi, pecatur yang bergelar internasional seringkali mendapatkan undangan sebagai persyaratan untuk memenuhi jumlah rata-rata rating peserta dan keberadaan pecatur dengan gelar Internasional. Dan karena diundang, maka sang master ini mendapatkan 'Uang Tampil' (yah besarnya sih gak seberapa, tapi daripada gak ada). Mereka yang bergelar MF ke atas ini, seringkali juga dipercaya untuk mengajar private catur dan di sekolah-sekolah catur. Bagi pecatur yang tidak NGOTOT TERUS untuk BELAJAR meningkatkan LEVELNYA, saya lihat banyak yang MENTOK atau MACET prestasinya (kalo tidak mau DIBILANG MENURUN), dan sulit meraih gelar yang lebih tinggi. Boro-boro jadi GM, gelar MI saja sudah setengah mati meraihnya.

Dan jalan yang harus ditempuh untuk cari gelar MI/GM ya harus ikut event catur di luar negeri (karena di Indonesia teramat jarang turnamen internasional yang bisa menelorkan gelar MF ke atas). Yang paling mudah ya ikut di Asia Tenggara dulu. Umumnya kalo bisa Juara 1 di event-event catur di kawasan ASEAN ini, bisa meraih gelar MI/GM (norma). Setelah di ASEAN sukses, bisa ikut turnamen di kawasan ASIA (India, China, Dubai, Open dll.) dan AUSTRALIA. Baru setelah si pecatur sukses meraih gelar GM (Grandmaster), pecatur ini bisa mulai menggantungkan hidupnya dari catur secara penuh (seperti Pak Utut, Susanto Megaranto, H. Ardiansyah, dll). Tapi ya jangan dibandingkan kesejahteraan pecatur-pecatur ini dengan olahraga lainnya (misal Sepakbola). Jalan dari MI ke GM ini terbukti benar-benar sulit, lama dan melelahkan... Saat ini Indonesia sudah memiliki 12 MI, tapi sangat sulit sekali dari MI-MI ini untuk jadi GM. Misalnya dari Jawa Timur ada MI Ronny Gunawan yang telah meraih MI sudah sangat lama. Ada lagi senior dari DKI MI Denny Juswanto juga macet gak bisa naek ke GM. Seperti telah kita ketahui bersama kita telah kehilangan 2 orang GM yaitu Almarhum GM Ruben Gunawan dan Almarhum GM Edhi Handoko. MI Tirto juga ngotot dan berusaha maksimal untuk meraih GM, tapi rupanya jalan terang belum terbuka. Semoga yang baru-baru macam MI Irwanto Sadikin, MI Taufik Halay dan yang lain bisa lebih cepat meraih GM. Amiin.

Setelah meraih gelar Grandmaster, langkah berikutnya meraih ELO Rating Grandmaster Super dengan capaian angka 2600 ke atas. Pecatur Indonesia yang pernah meraih capaian ini adalah GM Utut Adianto (saat ini beliau menjadi anggota DPR dari PDI-P, tapi mungkin kayaknya masih menangani catur, semoga Pak Utut bisa berkiprah di Dewan untuk memajukan catur Indonesia). Pecatur GM kita lainnya GM Susanto Megaranto, agaknya kesulitan meraih ELO Rating di atas 2600 dan sampai saat ini. Semoga Dik Susanto ini tambah semangat dan NGOTOT bin TOTAL TAL, kita dukung agar di kesempatan mendatang bisa mencapainya. Efek dari mempunyai rating di atas 2600 alias masuk kelompok GM Super ini, mungkin agar mendapatkan kesempatan dan undangan untuk ikut event catur bergengsi di negara-negara Eropa dan dunia lainnya. Dan ini tentunya akan memecah kebuntuan dan membuka lebar-lebar ke jenjang karir catur yang lebih tinggi. Perlu dicatat bahwa semakin tinggi ELO Rating pecatur-pecatur kita, maka rangking negara catur dunia juga semakin meningkat. Saat ini Indonesia, masih di kisaran peringkat 50 besar dunia (perangkingan biasanya diambil dari rata-rata dari 10 pecatur dengan ELO Rating tertinggi). Semakin tinggi rangking kita, tentu saja akan semakin 'baik' harga diri kita sebagai bangsa di mata dunia di bidang catur. Badan yang mencatat rangking ini adalah FIDE, yang setiap saat bisa kita akses di situs resminya di alamat...

Selain ini RAIHAN yang perlu diperjuangkan tentunya adalah MASUK/LOLOS KE KEJUARAAN DUNIA dan PIALA DUNIA tahunan. Kemudian MENDAPATKAN RANGKING TINGGI DI OLIMPIADE CATUR. MERAIH MEDALI EMAS DI SEA GAMES dan ASIAN GAMES juga patut diperjuangkan. BONUS-BONUS UANG di level ini SANGAT BESAR dan terasa bagi kesejahteraan ATLIT CATUR (bonus sama dengan olahraga lainnya). Sampai saat ini, untuk kelompok SENIOR, harus diakui bahwa para pecatur masih belum bisa berbuat banyak di percaturan internasional. Tapi untuk KELOMPOK YUNIOR, rupanya kita bangsa Indonesia patut berbangga dengan prestasi adik-adik kita yang pernah meraih JUARA DUNIA CATUR (KELOMPOK UMUR) seperti yang pernah diraih oleh CM Aston Taminsyah, CM Masruri Rahman, WCM Medina Warda Aulia, dan semoga akan disusul oleh pecatur-pecatur yunior lainnya. Semoga...

Saya pernah melihat di Televisi MENPORA Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 1, kalo saya tidak lupa Yth. Bpk. Adhyaksa Dault pernah menyatakan akan mengangkat pegawai negeri sebanyak 1500 orang dari atlit berpresasi di tahun 2010 (termasuk dari atlit catur tentunya, kalo ada), Semoga kebijakan ini diteruskan oleh MENPORA KIB Jilid 2..., syukur-syukur bisa ditingkatkan.

Wah... sudah banyak ya tulisannya... nti disambung lagi aja...

Demikian dulu, Kisah Jejak Para Pecatur... kok rasanya tulisan di posting ini ada yang kurang ya... apa ya? Ya sudah nanti disusulkan saja...

GENS UNA SUMUS.

Related Posts: