Hello para pecatur, kita jumpa lagi dalam blog belajar caturnya, masih ingat “pelajaran dasar main catur” yang lalu? Sekarang kita akan lanjutkan seri bersambung ini.
Bagi anda yang baru menjumpai blog belajar catur ini, tentu agak heran sebab materi yang ada disini tidak dimulai dari awal. Nah untuk anda yang ingin mengikuti materi pelajaran awal, silahkan anda kunjungi blog belajarcatur saya yang lama yang sudah tidak bisa di update lagi.
Oke! Kita mulai materi hari ini yaitu tentang SENJATA TAKTIS, …lanjut!!
Gajah yang Gesit
Berbeda dengan menteri dan Benteng, satu Gajah tidak mampu memaksakan mat terhadap Raja Tunggal lawan walaupun dia dibantu oleh Raja sendiri. Untuk tugas ini Gajah tersebut memerlukan tambahan bantuan dari Gajah yang lain atau Kuda.
Walaupun demikian, masih banyak cara bagi Gajah untuk memamerkan kekuatan. Gajah mampu melakukan serangan rangkap. Contohnya kita lihat pada diagram 112.
Diagram 112
Hitam akan kehilangan Benteng
Gajah putih di e5 melakukan sekak terhadap Raja hitam dan bersamaan dengan itu juga menyerang Benteng hitam di a1. Putih akan untung satu benteng.
Demikian pula dia mampu menggarpu buah lawan dari jarak jauh. Perhatikan diagram 113.
Diagram 113
Hitam akan kehilangan Benteng atau Kuda
Karena Gajah nilainya lebih rendah dari Menteri atau Benteng, maka ancamannya terhadap kedua buah ini dapat selalu diteruskan dengan pemukulan. Misalnya pada diagram 114 berikut.
Diagram 114
Hitam melangkah tapi tetap akan kalah kualitas
Walaupun Benteng hitam dapat saling menjaga, tetapi Putih tetap dapat meneruskan memukul sebab nilai Gajah lebih rendah dari Benteng. Perbedaan nilai ini dinamakan kualitas. Putih dikatakan menang kualitas karena menukar Gajahnya dengan Benteng hitam. Sebaliknya hitam dikatakan kalah kualitas karena kehilangn Benteng untuk Gajah.
Senjata Gajah yang paling ditakuti ialah pemakuan. Menteri yang berada satu diagonal dengan Rajanya dapat menderita kerugian besar karena dipaku secara mutlak oleh Gajah. Marilah kita lihat contoh pada diagram 115 berikut.
Diagram 115
Hitam jalan. Gajah Putih menangkap Menteri hitam
Menteri hitam tidak dapat menghindar dari arah pukulan Gajah putih. Menteri itu harus melindungi keselamatan Rajanya. Karena itu hanya ada dua pilihan buat Hitam. Membiarkan Gajah putih memukul Menterinya atau dia mendahului memukul Gajah itu. Apapun pilihannya secara teori Hitam rugi dan akan kalah.
Diagram 116
Putih jalan dan menang
Pada diagram 116 Putih memanfaatkan pemakuan mutlak terhadap Kuda hitam yang sudah tidak berdaya dengan menjalankan.
1. g6!
Kuda itu sekarang turut diserang oleh bidak yang bernilai paling rendah. Kerugian yang diderita Hitam akan membawanya. kejurang kekalahan. Setelah 1… hxg6 2. hxg6 keadaannya tetap tidak berubah. Kuda hitam tetap dimangsa Gajah dan bidak putih.
Dalam beberapa bangunan tertentu, sekilas pandang terlihat seolah-olah ancaman pemakuan oleh Gajah tidak mungkin terjadi karena penjagaan yang cukup. tetapi dengan suatu pukulan kombinasi, keadaan dapat berubah sehingga peranan Gajah menjadi sangat menentukan.
Diagram 117
Putih jalan dan menang
Kombinasi Putih dimulai dengan langkah:
1. f4!
Gajah hitam diserang oleh bidak putih. Untuk menyelamatkan Gajah itu Hitam menjalankan:
1….Gf6
Sekarang terjadilah perubahan yang diinginkan Putih guna memberi kesempatan bagi Gajahnya beraksi.
2. Mxe6 Be6
3. Gxd5
Benteng e6 dipaku secara mutlak oleh Gajah putih. Bagaimanapun usaha Hitam membelanya, dia tetap akan kalah satu Benteng. Lihatlah perubahan yang terjadi pada diagram 118.
Diagram 118
Hitam jalan, Hitam akan kalah satu Benteng
Misalkan Hitam membela dengan :
3….Be8
4.Be1
Benteng hitam di e6 terpaku mutlak dan sama sekali tidak boleh bergerak. Benteng itu tidak boleh memukul Benteng putih di e1 walaupun pemukulan itu disertai sekak terhadap Raja putih karena Rajanya sendiri sudah lebih dahulu kena serangan Gajah putih.
Usaha hitam agar dia jangan sampai kalah satu Benteng akan sia-sia saja. Kelanjutannya adalah
4…..Rf7
5. Bxe6! Bxe6
6. Be1!
Untuk kesekian kalinya Benteng hitam di e6 tidak bisa bergerak. Sekarang Benteng itu diancam dua kali ( oleh Gajah dan Benteng putih ) sedangkan yang mempertahankan cuma Raja seorang diri. Karena itu Hitam akan kehilangan Benteng itu. Pada akhirnya Putih masih mempunyai Benteng dan Gajah dengan enam bidak, sementara Hitam hanya memiliki satu Gajah dengan lima bidak. Hitam rugi besar dan akan kalah. Semua ini gara-gara pemakuan yang mutlak oleh Gajah putih.
Bentuk mat oleh satu Gajah tanpa bantuan rekan-rekannya memang amat langka ditemukan. Tetapi secara teori tidak tertutup peluang-peluang sebagai berikut. lihat diagram 119
Diagram 119
Satu Gajah me-mat-kan Raja lawan
Pertanyaan yang amat menarik dan sering diperdebatkan orang ialah “Mana yang lebih kuat, Gajah atau Kuda?. Keduanya mempunyai nilai relatif sama.
Perbedaannya: Gajah langkah-nya panjang-panjang dan jauh jangkauannya. Namun dia terikat pada warna petak yang didudukinya. Dengan kata lain, Gajah hanya mampu menjelajahi 32 petak yang ada di papan catur.
Kuda lompatannya pendek-pendek tetapi dapat menjelajahi semua 64 petak papan catur dan boleh pula melompat buah lain.
Hingga sampai sekarang belum ada jawaban pasti yang memuaskan.
Dalam praktek, para Master dan Grandmaster lebih menyenangi Gajah dari pada Kuda. Yang pasti ialah, dua Gajah memang lebih kuat sedikit dari pada dua Kuda atau Gajah dan Kuda.
Dua Gajah dengan bantuan Raja dapat me-mat-kan Raja Tunggal lawan, sedangkan dua Kuda tidak mungkin memaksakan hal semacam itu. Gajah dan Kuda dengan bantuan Raja juga dapat me-mat-kan Raja tunggal lawan walau pelaksanaannya cukup sulit.
Sampai disini dulu perjumpaan kita di blog belajar caturnya, kita jumpa lagi diwaktu mendatang dengan judul SENJATA TAKTIS (3)….bye bye!