Posting ini adalah forward/sumbangan dari Bapak Ir. Djoni Oentoro (Manager Pengembangan Cabang SCUA (sekolah Catur UTUT ADIANTO) Pusat & Konsultan Franchise & Konsultan Lembaga Pendidikan Kursus (Non Formal).
Lebih dari 30 kali penulis melihat sendiri pertadingan-pertandingan catur mulai dari tingkat daerah, nasional, regional, bahkan sampai tingkat international masih saja ada pecatur-pecatur yang tidak bisa mengendalikan emosinya. Setelah selesai melangkah dan dalam posisi “relatif unggul” terhadap lawannya maka pada saat lawan sedang berpikir keras (jam catur lawan sedang berdetak), yang bersangkutan langsung meninggalkan tempat duduk untuk berkeliling melihat partai-partai pecatur lainnya . Hal ini menimbulkan dampak negatif bagi yang bersangkutan, karena beberapa hal berikut:
a.Dengan melihat, memperhatikan papan catur di meja-meja pertandingan lain, maka energi yang bersangkutan sedikit banyak tersedot untuk mulai menganalisa partai-partai lain tersebut. Sedangkan yang bersangkutan masih membutuhkan energi otak untuk dapat mengalahkan lawannya pada saat saat berikutnya . Kenapa tidak energi yang bersangkutan dijaga sebaik-baiknya dan hanya berkonsentrasi penuh kepada partainya sendiri yang walaupun sudah relatif unggul tetapi belum bisa dipastikan akan MENANG?!.
b.Alangkah baiknya pada saat lawan kita sedang berpikir yang tentunya menggunakan jam / waktunya dia (jam caturnya sedang berdetak ), maka kita “numpang” berpikir juga pada saat itu. Apakah kira-kira THE BEST MOVE dari kita pada 1-5 langkah ke depan . Sehingga pada saat kita giliran melangkah, kita dalam waktu yang relatif cepat sudah punya langkah-langkah pamungkas. Dengan demikian kita bisa menghemat jam catur kita sendiri.
c. Seseorang (yang sudah agak unggul) boleh meninggalkan tempat duduk, kalau tujuannya bukan melihat partai (permainan) lainnya. Tetapi untuk ke toilet, menghirup udara segar di luar, melakukan senam-senam otot sedikit agar kaki tidak terlalu kram. Yang jelas jangan menghamburkan energi pikiran pemain untuk menganalisa partai-partai lainnya. Termasuk mulai mengkhawatirkan partai teman dekat (pacar atau doi) . Jika sampai seperti itu, pada saat teman yang bersangkutan dalam posisi terancam, maka makin menambah kegelisahan perasaan dia dan pada akhirnya bisa mempengaruhi langkah-langkah permainan selanjutnya. Pada saat bertanding nantinya bisa saja pikiran yang bersangkutan masih bercabang, di satu sisi memikirkan langkah-langkah sendiri di papan pertandingan, dan di sisi lain masih memikirkan partai teman dekat yang sedang terdesak.
d.Suatu hal yang konyol, jika kekhawatiran kita terhadap partai teman dekat sampai akhirnya kita berbuat / melangkah BLUNDER sehingga kita kalah. Lucunya teman dekat yang sejak tadi kita khawatirkan, malahan pada akhirnya bisa memenangkan permainannya. Apabila seseorang meninggalkan kursi pertandingan (padahal pertandingan sedang berlangsung), hal itu sedikit banyak menunjukkan “ kesombongan intelektual” . Seakan menunjukkan partai kita sendiri sudah hampir pasti kita menang. Padahal pada saat itu sedang memasuki MIDDLE GAMES, yang masih banyak kemungkinan. Bisa remis, kalah, atau menang. Dan belum memasuki END GAMES. Biarpun kita bagus dalam MIDDLE GAMES, tetapi kalau END GAMES nya lemah, maka bisa saja remis atau bahkan kalah. Banyak pemain yunior yang memiliki Gajah dan Kuda melawan pemain yang hanya tinggal raja tidak bisa mematikan dibawah 50 langkah. Sehingga akhirnya berujung REMIS.
Sah sah saja seorang pemain catur sering meninggalkan meja pertandingan setelah melangkah, kalau ELO Rating lawannya jauh sekali dibawahnya. Misalnya seorang pecatur yang ELO RATINGNya 2500 keatas, kemudian ikut kejuaran OPEN Tournament di tingkat kecamatan dengan peserta yang rata-rata elo rating dibawah 2000 (non master). Jika pecatur elo rating tinggi di kejuaraan tersebut sering meninggalkan kursi pertandingan, kemungkinan besar penontonpun sudah dapat menebak bahwa yang bersangkutan hampir pasti menang.
Terim kasih Pak Djoni.
Sumber Asli:
http://kabarcatur.com/berita-catur-176-kebiasaan--negatif--para-pecatur-yunior--saat--pertandingan.html
GENS UNA SUMUS.
Lebih dari 30 kali penulis melihat sendiri pertadingan-pertandingan catur mulai dari tingkat daerah, nasional, regional, bahkan sampai tingkat international masih saja ada pecatur-pecatur yang tidak bisa mengendalikan emosinya. Setelah selesai melangkah dan dalam posisi “relatif unggul” terhadap lawannya maka pada saat lawan sedang berpikir keras (jam catur lawan sedang berdetak), yang bersangkutan langsung meninggalkan tempat duduk untuk berkeliling melihat partai-partai pecatur lainnya . Hal ini menimbulkan dampak negatif bagi yang bersangkutan, karena beberapa hal berikut:
a.Dengan melihat, memperhatikan papan catur di meja-meja pertandingan lain, maka energi yang bersangkutan sedikit banyak tersedot untuk mulai menganalisa partai-partai lain tersebut. Sedangkan yang bersangkutan masih membutuhkan energi otak untuk dapat mengalahkan lawannya pada saat saat berikutnya . Kenapa tidak energi yang bersangkutan dijaga sebaik-baiknya dan hanya berkonsentrasi penuh kepada partainya sendiri yang walaupun sudah relatif unggul tetapi belum bisa dipastikan akan MENANG?!.
b.Alangkah baiknya pada saat lawan kita sedang berpikir yang tentunya menggunakan jam / waktunya dia (jam caturnya sedang berdetak ), maka kita “numpang” berpikir juga pada saat itu. Apakah kira-kira THE BEST MOVE dari kita pada 1-5 langkah ke depan . Sehingga pada saat kita giliran melangkah, kita dalam waktu yang relatif cepat sudah punya langkah-langkah pamungkas. Dengan demikian kita bisa menghemat jam catur kita sendiri.
c. Seseorang (yang sudah agak unggul) boleh meninggalkan tempat duduk, kalau tujuannya bukan melihat partai (permainan) lainnya. Tetapi untuk ke toilet, menghirup udara segar di luar, melakukan senam-senam otot sedikit agar kaki tidak terlalu kram. Yang jelas jangan menghamburkan energi pikiran pemain untuk menganalisa partai-partai lainnya. Termasuk mulai mengkhawatirkan partai teman dekat (pacar atau doi) . Jika sampai seperti itu, pada saat teman yang bersangkutan dalam posisi terancam, maka makin menambah kegelisahan perasaan dia dan pada akhirnya bisa mempengaruhi langkah-langkah permainan selanjutnya. Pada saat bertanding nantinya bisa saja pikiran yang bersangkutan masih bercabang, di satu sisi memikirkan langkah-langkah sendiri di papan pertandingan, dan di sisi lain masih memikirkan partai teman dekat yang sedang terdesak.
d.Suatu hal yang konyol, jika kekhawatiran kita terhadap partai teman dekat sampai akhirnya kita berbuat / melangkah BLUNDER sehingga kita kalah. Lucunya teman dekat yang sejak tadi kita khawatirkan, malahan pada akhirnya bisa memenangkan permainannya. Apabila seseorang meninggalkan kursi pertandingan (padahal pertandingan sedang berlangsung), hal itu sedikit banyak menunjukkan “ kesombongan intelektual” . Seakan menunjukkan partai kita sendiri sudah hampir pasti kita menang. Padahal pada saat itu sedang memasuki MIDDLE GAMES, yang masih banyak kemungkinan. Bisa remis, kalah, atau menang. Dan belum memasuki END GAMES. Biarpun kita bagus dalam MIDDLE GAMES, tetapi kalau END GAMES nya lemah, maka bisa saja remis atau bahkan kalah. Banyak pemain yunior yang memiliki Gajah dan Kuda melawan pemain yang hanya tinggal raja tidak bisa mematikan dibawah 50 langkah. Sehingga akhirnya berujung REMIS.
Sah sah saja seorang pemain catur sering meninggalkan meja pertandingan setelah melangkah, kalau ELO Rating lawannya jauh sekali dibawahnya. Misalnya seorang pecatur yang ELO RATINGNya 2500 keatas, kemudian ikut kejuaran OPEN Tournament di tingkat kecamatan dengan peserta yang rata-rata elo rating dibawah 2000 (non master). Jika pecatur elo rating tinggi di kejuaraan tersebut sering meninggalkan kursi pertandingan, kemungkinan besar penontonpun sudah dapat menebak bahwa yang bersangkutan hampir pasti menang.
Terim kasih Pak Djoni.
Sumber Asli:
http://kabarcatur.com/berita-catur-176-kebiasaan--negatif--para-pecatur-yunior--saat--pertandingan.html
GENS UNA SUMUS.